Langsung ke konten utama

Best Museum to Visit in Bandung (plus the honorable mention) #Instagrammable Episode 1


Welcome to instagrammable. An episode where I share places that I thought pleasing in the eyes and worth a post in your instagram gallery!

Assalamualaikum Wr. Wb.
Greetings people!

Beberapa minggu lalu, aku memutuskan untuk menyembuhkan hati dengan cara travelling. Gak jauh-jauh, ke Bandung aja yang cuman 3-5 jam dari Jakarta.
Ada beberapa goal dari travelling kali ini:

1. Kembali merasakan apa yang namanya "manusia hidup" setelah 6 bulan memutuskan menjadi budak korporat di salah satu perusahan consulting management ternama di dunia wkwwkwkwk. Grateful for that, but yo' girl gotta live despite gaji 9,5 juta that they offer.


2. Mencoba mendapatkan dan mendalami apa yang disebut experiential travel. Kalau kalian belum pernah dengar, di dalam industri travel and tourism, terminologi tersebut sedang hangat-hangatnya dipasarkan oleh perusahaan-perusahaan yang bergerak di industri tersebut. Salah satunya unicorn asli tanah air yang mengeluarkan x-perience nya. Secara singkat, experiential travel adalah jalan-jalan yang berfokus pada pengalaman menyeluruh agar travelling kalian terasa fulfilled. Entah dengan cara living with locals, atau mengunjungi tempat-tempat yang mempunyai nilai kultur dan sejarah. In my case, I did both.



My travel buddy was a local, namanya Mabda, teman seangkatan HI UI 2016 juga yang emang asli Bandung (Cimahi sebenernya wkwkw). Alhamdulillahnya, Mabda satu frekuensi sama aku dalam hal apresiasi terhadap makanan dan seni. Plus, Mabda cukup jago fotografi, so I was lucky there was someone who would take my photo.






<Disclaimer>
I was not a museum person until I got here.
Aku pernah ke musium macan, and I did not like it 'cause depressing art is contagiously hazardous to my emotion (?) 'Cause it makes me depressed as well I did not like it at all.
Jadi kalau cara aku mengapresiasi seni di sini tidak lazim, atau kurang berkenan, mohon dimaafkan. Saya hanya seorang penikmat, bukan seorang ahli.


Anyway, straight to the reason why you're here for. Ada tiga alasan mengapa aku pilih dua tempat ini:


1. Mempunyai nilai artistik yang tinggi. They are so pleasing in the eyes, and on the camera as well.

2. Instagrammable, bagus untuk dijadikan tempat to take your instagram photos
3. Terjangkau, terutama bagi yang punya kartu mahasiswa.

Onto my picks!


So, the number one museum / art space to visit is


*drum roll*


1. NuArt Sculpture Park.












Musium ini adalah milik Nyoman Nuarta, seorang seniman yang kata Mabda, Pak Nyoman adalah seniman dibalik beberapa patung di jalan-jalan protokol di DKI Jakarta. Terletak di Jalan Setraduta KII/11, Bandung, Jawa Barat, kita harus memasuki sebuah perumahan elit (which I dreamed of having one there one day aamiin) sampai akhirnya sampai di sana. Suasanya di luar nyaman banget, dingin dan sendu, my two favorite things. Harga masuk musium ini Rp50.000, kalau punya kartu pelajar / mahasiswa bisa diskon 50%, so we paid Rp25000, Musium ini juga cukup luas, dan patung-patung seninya sudah dipajang dari taman. Tapi highlightnya sendiri ada di dalam musiumnya.


Here's why I love it:


1. Semua karya-karyanya are so pleasing in the eyes. Kalian akan lihat sendiri betapa detail dan indah karya Nyoman. Dan di setiap patungnya dijelaskan artinya apa (duhhh..) jadi I was not lost in my own question.


2. The lighting and layout are very well thought out! Ini adalah main reason kenapa aku suka NuArt, semua titik itu indah di kamera, very photogenic, dengan warm lighting yang di tembak ke setiap karyanya. Hal ini penting banget karena setiap photo yang aku ambil jadi bagus. Kamu juga bisa dengan mudah ambil instagrammable photo dengan pencahayaan yang ada di sana, even the shadows that they created were beautiful. See picture below as reference. 




3. Ada cafe yang nyaman dan instagrammable. Sejujurnya aku ke sini cuman nyobain avogattonya which I thought was delicious, tapi cafenya sendiri sangat cantik, dan layoutnya pun sangat estetik seperti musiumnya. See picture below as reference.




4. The art was happy art! At least I thought so.


Jadi itulah alasan kenapa aku pilih NuArt sebagai best museum to visit. Namun aku coba taro juga the honorable mention, atau tempat tempat yang juga cukup aesthetic untuk dikunjungi, still instagrammable tapi mempunyai beberapa minus points menurut aku. So here you go:


2. Selasar Sunaryo Art Space (SSAS)


Tempat ini berlokasi di Jl. Bukit Pakar Timur No.100, Ciburial, Kec. Cimenyan, Bandung. Musiumnya sendiri terbagi-bagi menjadi beberapa lokasi. Suasananya juga sejuk. Harga masuknya Rp25000 dan gak ada student discount. Oiya, di tempat ini, kita gak boleh foto pake kamera, jadi cuman boleh pake hp doang. Here are some of the shots we took:











Dari semua lokasi yang ada di musium ini, aku cuman cocok (read: suka) sama satu lokasi, spot yang kita kunjungi terakhir dan sayangnya tidak dinamakan. Pokoknya letaknya paling belakang, isinya karya-karya anak IKJ dan beberapa seniman lainnya, jadi bukan karya Sunaryonya sendiri.


Beberapa hal yang aku kurang suka dari musium ini, atau setidaknya kalah dari NuArt:


1. Gak boleh bawa kamera. Jadi semua photo yang aku kasih diambil dari Samsung A50-ku dengan mode HD. 


2. Lighting, layout, jauh kalah dari NuArt.


3. Lebih low in maintenance. Kalo Sunaryo itu setiap sudutnya mulus, di sini kalian bisa liat beberapa spot yang udah karatan.


4. Di mata-matain terus sama mbak-mbak penjaganya. I know mereka bertugas menjaga agar musium ini gak menjadi korban vandalisme, tapi jujur, gue merasa sangat terganggu dimata-matain terus sama penjaganya. Like, dude, have some trust! Kenapa gak geledah tas kita di awal and let us enjoy the art afterward daripada buntutin pengunjung terus?


5. (Biased) The arts were pretty depressing, terutama lukisan-lukisannya. Walau aku harus mengapresiasi Sunaryo yang (sepertinya) concern dengan masalah lingkungan dan kemasyarakatan dan dituangkan lewat seni.



Okay, I guess that's all for now.

Kita juga mengunjungi beberapa musium lainnya, but I did not quite like it jadi hanya ini yang aku share. Semoga bisa memberikan inspirasi buat kalian yang mau cari musium di bandung untuk dinikmati, dijepret, dan dimasukkan ke instagram. Sekian!

--------------------------------------

General Information

What's your name? Sasqia

Where do you go to school? Hubungan Internasional (International Relations), Universitas Indonesia, batch 2016.
How did you get those pictures? Me and my friend took it by ourselves. All copyrights are ours.
What camera did you use? Canon EOS M100 and Samsung A50
What app you used to edit the pics? Adobe Lightroom CC
Do you have an instagram? Yes, instagram.com/sasqianafla/?hl=id



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Motivational Story!! by ardelia-putri.blogspot.com: Menuju Ilmu Komunikasi UI (Part 2/2)

Lanjutin part sebelumnya ya! Sekarang gue pengen ngasih tau gimana ceritanya setelah gue tau apa yang gue mau: Ilmu Komunikasi UI. Gue gak sadar kalo ternyata ibarat novel, saat ini dan kedepanlah yang menjadi inti ceritanya. Sementara part sebelumnya, yang bagi gue udah cukup dipenuhi segala baper dan patah hati *wedee*, ternyata cuman seperti prequel. Saat liburan kenaikan kelas 3, sama seperti anak-anak lainnya gue daftar bimbel. Ada 2 bimbel yang gue paling sering denger diomongin orang-orang: Inten dan BTA (ga sama sekali berarti bimbel diluar itu jelek, semua bimbel punya nilai plus minusnya masing-masing. Tergantung muridnya sendiri mau memanfaatkan segala sarana yang udah ada atau ngga.) Dan ga jauh dari SMA 28, kedua bimbel itu ada dengan jarak yang berdekatan. Maka dari itu, suatu hari minggu gue dan nyokap pergi kesana untuk liat dan nanya-nanya. Kita datengin inten lebih dulu, karena lebih sesuai arah. Pas baru dateng,  buset , gue pikir. Tempatnya sereeem bener. Waktu itu

SNMPTN Undangan: Universitas Indonesia - Ilmu Hubungan Internasional (Part 2: Mitos SNMPTN and questions answered)

SNMPTN to HI-UI Alhamdulillahirobbil'alamiin, segala pujian tercurah pada Rabb Mahacinta Allah SWT, Karena ini bukan cerita tentang perjuangan dan usaha saya, Ini bukan cerita tentang betapa kerasnya belajar saya, Tapi betapa Mahasayangnya Allah kepada butiran jas-jus macam saya ini yang diberinya sepasang sayap untuk terbang meraih mimpi HERE WE GO 1. Kak, kak, kalo mau undangan nilai sama rankingnya harus naik terus ya? 2. Kak, kak, kalo mau undangan harus punya banyak sertifikat ya? 3. Kak, kak, kalo mau undangan ke HI-UI harus bisa bahasa Inggris ya? 4. Kak, kak, kakak mau masuk HI pasti mau jadi diplomat? 5. Kak, kak, kakak daftar PPKB UI gak? 1. Dek, dek, jujur aja nilai dan ranking aku fluktuatif.  Nilai yang diambil untuk diseleksi masuk kuota SNMPTN adalah rata-rata semua mata pelajaran dari semester tiga sampai semester lima, yang diranking sejumlah angkatan. Jadi: jumlah  x̄ smst  3 +  x̄ smst 4  +  x̄ smst 5  dibagi 3 terus dirank

How to Organize: your Binder

Assalamualaikum Warohmatullah, Kali ini saya akan bagi-bagi tips lagi tentang hal yang berhubungan dengan dunia pendidikan dan persekolahan yang alhamdulillah sudah saya rasakan manfaatnya tersendiri, dan saya ingin orang lain juga bisa merasakan manfaat yang sama Yaitu... Bagaimana cara saya mengorganisir (menata) binder saya Walau selama kelas 10 dan 11 saya pakai buku tulis biasa, Kelas 12 ini saya memutuskan pakai binder, Alasan saya yang pertama , biar bisa disusun sesuai kebutuhan kita Yang kedua , biar praktis , karena semua catatan ada di satu tempat, ga berceceran Yang ketiga , skeptis saya yang berfikir "Kalau pake binder kertasnya, tipis, saya kan sukanya pake pulpen gel, nanti tembus" ternyata terbantahkan . Asal beli kertasnya yang merk lumayan lah macam Kenko, ga akan nembus. Jadi saya memutuskan pakai binder tahun ini. And alhamdulillah everything is going so well:) Awalnya saya kesulitan mencatat di binder, Tadinya cara saya nulis, saya bagi 2